Jembatan Gentala Arasy telah menjadi ikon unik Kota Jambi setelah diresmikan pada tahun 2015 silam oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Jika berkunjung ke sana, jangan sampai melewatkan destinasi wisata yang satu ini. Jembatan ikonik ini dibangun di atas sungai yang notabene terpanjang di Pulau Sumatera, yakni Sungai Batanghari.
Sebagai informasi, Batanghari merupakan sungai yang memegang peranan vital dalam sejarah perkembangan peradaban, mulai bagian hulu hingga hilirnya. Bahkan hingga kini sungai sepanjang 800 meter tersebut masih sama fungsinya, meskipun ada sedikit perubahan pada sektor kepentingannya.

Sejarah dan Fakta Unik & Menarik Jembatan Gentala Arasy
Sejarah pembangunan jembatan berawal dari ide Presiden di tahun 2012, yakni untuk membangun ikon yang menjadi ciri khusus bagi Kota Jambi. Ide tersebut disambut oleh Gubernur Hasan Basri Agus dengan sukacita. Beliau merealisasikan ikon Jambi dalam sebuah jembatan dan menara.
Pembangunan jembatan dan menara selesai 2 tahun kemudian. Adapun menara diklaim menjadi simbol perkembangan budaya dan agama Islam.
Nama Gentala Arasy yang disematkan bukan tanpa arti. Nama tersebut merupakan kependekan dari Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti. Gentala Arasy dianggap sebagai persembahan kehormatan bagi mantan gubernur Jambi dimana beliau merupakan orang Kota Seberang Jambi.
Ada beberapa fakta unik dan menarik yang bisa Anda temukan saat berkunjung ke Gentala Arasy. Apa sajakah itu?
Desain Jembatan Ramping Karena Khusus untuk Pejalan Kaki
Gentala Arasy atau yang dikenal dengan Titian Arasy dibangun sepanjang 503 meter dengan lebar 4,5 meter saja. Desain konstruksi bangunan yang sedemikian ramping tidak memungkinkan dilalui kendaraan. Akses jalan di jembatan hanya khusus untuk pejalan kaki saja. Jembatan dengan konstruksi huruf S bergelombang ini berhasil memikat hati para pengunjungnya.
Ada Bangunan Spesial pada Setiap Ujung Jembatan
Ujung jembatan yang satu berada tepat dengan museum yang mengisahkan sejarah Islam di Jambi. Pada ujung ini juga dapat Anda jumpai menara jam dengan tinggi 80 meter, yakni Menara Gentala Arasy yang berwarna hijau dan kuning. Adapun ujung jembatan yang lain tepat mengarah di depan rumah Gubernur Jambi.
Menara Gentala Arasy
Setelah puas mengeksplor The Hidden Paradise in Jambi, dalam hal ini Jembatan Gentala Arasy, singgahlah sejenak di wisata religi yang terletak di bawah jembatan. Ada museum sejarah perkembangan Islam di sana.
Barang-barang kuno yang dapat dijumpai antara lain naskah dan kitab kuno Islam, keris, piring, uang logam pemberian para ulama, sorban, tasbih, serta jubah.
Salah satu benda bersejarah yang paling populer adalah mushaf Al Quran. Tidak seperti mushaf pada umumnya, ukuran mushaf yang satu ini cukup besar yaitu 1,25 meter x 1,8 meter dimana semua tulisan Arabnya adalah goresan tangan asli.
Ada juga sebuah jam karya monumental. Jam tersebut diklaim mengadopsi menara jam yang ada di Mekkah. Jam tersebut memiliki filosofi agar umat Islam tidak lalai meninggalkan 5 waktu sholat.
Destinasi Wisata Murah
Tak perlu merogoh kantong terlalu dalam jika ingin berkunjung ke jembatan pedestrian terpanjang di Indonesia tersebut. Ini karena memang sama sekali tidak ada pungutan biaya, sehingga siapapun bisa menikmati keindahan Kota Jambi dari atas jembatan Gentala Arasy.
Tiket masuk hanya berlaku apabila pengunjung tertarik masuk ke museum. Itupun dengan harga tiket masuk yang affordable banget, yakni Rp 2000 /anak sedangkan Rp 3000/ dewasa.
Disarankan untuk mengunjungi Gentala Arasy pada sore atau malam hari. Berkunjung saat sore hari berarti Anda bisa menikmati keindahan sunset dari atas jembatan.
Berbeda hal apabila Anda berkunjung pada malam hari. Suasana jembatan Gentala Arasy terlihat semakin menawan karena lampu-lampu hias mulai dinyalakan untuk menerangi area jembatan.