Masjid Raya Baiturrahman salah satu wisata religi yang berada di Pulau Sumatera. Masjid tersebut didirikan pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda yang berasal dari kesultanan Aceh Darussalam. Merupakan masjid yang menjadi saksi sejarah kehidupan rakyat Aceh serta pusat pendidikan untuk umat Islam juga. Meskipun tepat pada tahun 2004 terjadi tsunami besar-besaran yang melanda Aceh namun masjid tersebut tetap berdiri kokoh.
Kemudian letak masjid tersebut berada di pusat Kota Banda Aceh. Selain menjadi masjid besar, juga menjadi simbol budaya, jiwa, agama, ketangguhan, serta perjuangan masyarakat Aceh. Sejak awal pembangunan masjid tersebut Bukan semata sebagai tempat ibadah saja. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa model tersebut juga menjadi pusat pendidikan ilmu agama Islam.
Saat ini banyak sekali para wisatawan yang berkunjung ke icon Kota Banda Aceh tersebut. Pasalnya bangunan tempat ibadah ini mempunyai arsitektur yang unik. Tidak sedikit dari wisatawan tersebut juga mencari tahu sejarah mengenai masjid yang berada di Banda Aceh tersebut.

Sejarah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Ketahuilah bahwa dahulu masjid ini juga pernah terbakar. Lebih tepatnya pada pemerintahan Sultan Nurul Alam. Kemudian sebagai gantinya dibangunlah masjid yang baru pada lokasi yang sama. Tetapi pada tanggal 10 april 1873 masjid raya tersebut dibakar oleh Belanda. Guna meluluhkan masyarakat Aceh yang murka, Jenderal Lansberge memberikan pernyataan akan membangun kembali masjid yang baru.
Lalu peletakan batu pertama terjadi pada tanggal 9 Oktober 1879 oleh Tengku Qadhi Malikul adil. Pembangunan masjid tersebut selesai tanggal 27 Desember 1881 kemudian diresmikan pada saat itu. Setelah resmi ternyata masyarakat Aceh menolak untuk beribadah di Masjid Raya Baiturrahman. Pasalnya berdirinya Masjid tersebut karena dibangun oleh Belanda. Sebenarnya pada tahun 1881 masjid tersebut hanya mempunyai satu kubah dan satu menara.
Menara lainnya ditambahkan pada tahun 1935, 1958, dan 1982. Hingga sampai saat ini masih tersebut mempunyai 7 kubah dan 8 menara. Bisa dikatakan Itulah salah satu keunikan tempat ibadah yang berada di Kota Banda Aceh. Meskipun sempat mengalami kerusakan pada tahun 2004 ternyata masjid tersebut kembali mengalami renovasi.
Aktivitas
Bagi beberapa orang aktivitas apa saja yang bisa dilakukan saat berkunjung ke suatu destinasi wisata menjadi hal yang sangat penting. Tetapi berkunjung ke tempat wisata religi ini, pertama bisa melaksanakan ibadah. Di samping itu, Anda juga bisa mengetahui sejarah mengenai masjid tersebut.
Bukan hanya itu saja, tetapi Anda bisa mengabadikan momen saat berkunjung ke tempat ini. Keindahan serta keunikan bangunan masjid bisa Anda bagikan ke akun media sosial Instagram ataupun Facebook. Walaupun namanya sudah tidak asing lagi, tetapi apakah seluruh masyarakat Indonesia sudah berkunjung ke wisata religi ini?
Tentu saja belum semua orang bisa berkunjung ke tempat ini. Terlebih lagi orang-orang Jawa yang jaraknya itu sangat jauh dengan pulau Sumatera. Sehingga ketika Anda memasang foto Masjid Raya Baiturrahman dengan keunikan serta caption tersendiri, bukan tidak mungkin jika nantinya dapat menarik wisatawan luar negeri ataupun domestik. Kemudian ketika berkunjung, Anda juga bisa melihat prosesi akad masyarakat sekitar yang memilih menggelarnya di masjid besar tersebut.
Keunikan
Sebagai tempat wisata tentunya Masjid Raya Baiturrahman mempunyai keunikan yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Ternyata arsitektur masjid tersebut dirancang oleh kapten angkatan darat yang bernama Gerrit Van Bruins. Di samping itu ia juga berkonsultasi dengan Snouck Hurgronje serta penghulu masjid Bandung.
Salah satu ciri khas masjid besar tersebut adalah menggunakan arsitektur gaya mughal. Ditandai dengan penggunaan yang terdapat melanda serta kubah besar seperti halnya Taj Mahal India. Tak hanya itu saja yang menjadi daya tarik, tetapi pada bagian pintunya pun sangat unik. Kemudian terdapat tiga pintu besar yang terbuat dari kayu serta hiasan ornamen. Interiornya pada dinding serta pilar yang berelief, tangga marmer serta lantai dari China, juga kaca patri dari Belgia. Dengan demikian itu tidak heran jika Masjid Raya Baiturrahman juga ramai pengunjung selain menjadi tempat ibadah untuk masyarakat sekitar.